Dunia Paralel
Dunia yang kita tempati ini sebenarnya adalah dunia
yang paralel. Ada banyak dimensi di dunia ini. Tapi yang saya maksud bukan
hal-hal gaib melainkan kondisi real. Yang saya maksud adalah bagian dari dunia
manusia berdasarkan kondisi lingkungan, psikologis, maupun profesinya.
Misalkan seorang guru, biasanya banyak berinteraksi
dengan yang satu profesi sebagai guru. Mereka akan membicarakan kurikulum, cara
mengajar, sertifikasi, dan hal lain yang terkait ilmu pendidikan. Begitu pula
dengan seorang ahli teknik. Dia akan sering berinteraksi dengan ahli teknik
lain membahas persoalan teknis. Masing masing dunia tidak memahami dunia
lainnya secara mendetail. Apa yang dibicarakan ahli teknik kadang tidak
dipahami guru non teknik begitu pula sebaliknya. Misalnya seorang ahli geodesi
sedang bicara soal pemetaan tanah, guru bahasa Indonesia tidak memahaminya.
Begitu pula saat guru bahasa Indonesia sedang membicarakan semiotika dan
hermeneutika, ahli teknik geodesi mungkin tidak memahaminya.
Namun ada yang menghubungkan beberapa dunia paralel
berdasarkan profesi tersebut. Hal ini dapat berupa suatu tempat, suatu
peristiwa, atau suatu kepentingan dan tujuan. Misalnya di sebuah mall. Disana
ada ahli teknik, guru, pns, satpam, pengusaha, akuntan dan lain sebagainya yang
berkumpul di suatu tempat dengan tujuan masing masing. Ada yang ingin nonton
film, ada yang ingin makan, ada yang ingin berbelanja, ada yang sekedar
jalan-jalan.
Sebenarnya ada banyak pengelompokan manusia. Ada yang
berdasar suku, agama, ras, hobi, usia, marga, profesi, idola, afiliasi politik,
kelas sosial, geografis, tingkat pendidikan, almamater dan lain sebagainya.
Semua jenis pengelompokan manusia itu ada yang ikatannya kuat ada yang lemah.
Misalnya ikatan dokter lebih kuat dibandingkan asosiasi penggemar kopi. Ikatan
dokter kualifikasinya sudah jelas bahwa anggotanya harus dokter, sedangkan
asosiasi penggemar kopi batasanya sangat luas, siapapun bisa jadi anggota tanpa
syarat-syarat tertentu.
Ikatan apa yang paling kuat dari berbagai jenis
pengelompokkan tersebut? Biasanya dalam mengambil keputusan, manusia
mempertimbangkan hal hal berikut ini sesuai urutan dari yang terpenting sampai
yang kurang penting: keluarga, profesi, organisasi, hobi. Keluarga umumnya
dinomorsatukan, sedangkan hobi adalah pelengkap. Kita bicara pada umumnya
sesuai ukuran manusia normal dan rasional. Karena ada beberapa tipe manusia
yang abnormal misalnya para pecandu narkoba, pecandu alkohol, pecandu seks,
maupun pecandu-pecandu lainnya yang mengabaikan keluarga serta lebih
mengutamakan hobi dan kegemaran mereka.
Sejauh mana manusia akan bersikap normal dan rasional?
Pada keadaan yang bagaimana manusia akan melakukan sesuatu yang tidak rasional?, akan kita bahas di tulisan berikutnya.