Rabu, 26 Januari 2011

Kejahatan adalah Kompensasi dari Ketidakbahagiaan

mendengar tulisan diatas kita pun bertanya-tanya benarkah itu? tapi cobalah untuk menengok sejenak kepada kejahatan-kejahatan yang ada di sekitar kita. dan juga pada kejahatan pertama yangg pernah ada. bukankah setan berbuat jahat kepada manusia pada awalnya karena dia merasa iri dengan Nabi Adam yang diberi kemuliaan oleh Tuhan?

begitu pula dengan pembunuhan pertama di muka bumi yang dilakukan oleh qabil terhadap habil. kejadian itu dipicu oleh rasa iri dari qabil karena habil mendapatkan isteri cantik yang merupakan adiknya qabil sendiri. rasa iri ini membuatnya tidak bahagia, dan akhirnya mencari kompensasi pelampiasan ketidakbahagiaannya dengan menyerang habil.

di masa sekarang banyak kita jumpai orang yang waktu kecil disakiti tiba-tiba setelah besar dia menyakiti orang lain. contohnya ryan, waktu kecil dia kecewa pada perlakuan temannya sehingga dia pun menjadi dendam, tidak bahagia dan berubah menjadi psikopat.

lihatlah diri kita, bahagiakah kita selama ini? jika iya maka bersyukurlah. tetapi jika tidak maka berhati-hatilah karena ketidakbahagiaan itu sedang mencari kompensasinya.carilah apa yang bisa membuat kita bahagia dan lakukanlah.

lihatlah disekeliling kita, lihat orang tua kita, saudara, kakak, adik, anak, cucu, keponakan, teman, sahabat, tetangga, atasan, bawahan, rekan kerja, dan rakyat kita apabila kita seorang pemimpin, apakah mereka bahagia? jika muncul tanda-tanda ketidakbahagiaan segeralah cari akar penyebabnya, dan sembuhkanlah.

berusahalah untuk selalu membahagiakan orang-orang disekitar kita. berbagilah kebahagiaan yang kita miliki. karena kebahagiaan yang dirasakan bersama tentu akan lebih besar dari kebahagiaan yang kita nikmati sendiri. bayangkan bila anda tinggal di istana yang mewah, tetapi anda sendirian. tak ada seseorang untuk berbagi kebahagiaan. tak ada seseorang untuk dicintai. tentu lah akan terasa hambar. atau misalnya anda menonton film di sebuah bioskop yang tak ada satu pun penontonnya kecuali anda, tentu tak senikmat menontonnya bersama kekasih dan teman-teman anda.

dulu salah seorang kenalan penulis suka makan durian bersama-sama dengan teman dan saudaranya. suatu kali dia harus memakannya sendiri karena sedang jauh dari teman dan saudara. terucaplah kata-kata darinya "senikmat-nikmatnya makan buah durian, terasa kurang nikmat kalau dimakan sendiri" dan memang benar demikian, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar